Oleh: Ary Sunarman
“Menangis yang keras janganlah
ragu...!"
Secuil lirik lagu Iwan Fals ini ditujukan untuk anaknya yang lahir saat zaman ekonomi mereka belum mapan. Lepas dari kisah nyata atau fiksi, menangis menjadi bahasa pertama yang dimiliki manusia, terutama bayi. Bahasa paling purba yang keahliannya hampir dimiliki semua bayi sebelum sebuah kata mampu diucap. Keahlian yang kadang bisa menimbulkan banyak persepsi para orangtua.
Secuil lirik lagu Iwan Fals ini ditujukan untuk anaknya yang lahir saat zaman ekonomi mereka belum mapan. Lepas dari kisah nyata atau fiksi, menangis menjadi bahasa pertama yang dimiliki manusia, terutama bayi. Bahasa paling purba yang keahliannya hampir dimiliki semua bayi sebelum sebuah kata mampu diucap. Keahlian yang kadang bisa menimbulkan banyak persepsi para orangtua.
Banyak alasan yang dilakukan orangtua untuk
menenangkan bayinya ketika mendengar tangis mereka pecah. Kasihan, bentuk
sayang, bahkan ada juga yang tidak suka berlama lama mendengar rengek sang
anak. Padahal, membiarkan anak menangis bisa menjadi terapi tidur lebih
nyenyak.
Para ahli dari University of Melbourne, mengatakan, bayi yang dibiarkan menangis sampai puas akan tidur lebih nyenyak. Bayi juga lebih tenang dan mudah terlelap saat tidur dimalam hari. Ungkapan senada juga disampaikan Dr Gregory Germain, dokter anak dari Rumah Sakit Anak Yale-New Haven, Connecticut, AS.
“Bayi yang tidur dengan pulas akan
menjadi bayi yang lebih bahagia, lebih menyenangkan, dan lebih mudah diasuh.” Seperti kita tahu, kurang tidur pada bayi tidak
hanya membuat bayi rewel dan sulit “dimengerti”. Padahal, tidur lelap pada bayi
tidak hanya membuat bayi bahagia namun juga mempunyai periode aktif yang lebih
optimal. Dimana kondisi ini bisa membantu meningkatkan proses belajar dan
tumbuh kembangnya.
Proses seperti apa yang harus dilakukan untuk mendapat manfaat dari terapi menangis?
Terapi menangis bukan berarti membiarkan bayi
menangis tanpa jeda. Justru terapi ini melatih bayi mengendalikan tangisnya
sendiri, sampai puas dan tertidur sendiri. Bukan mengabaikan tangisan, namun mendampingi
dan mengontrol tangisan bayi. Para ahli dari University of Melbourne menyatakan,
controlled crying atau tangisan yang terkontrol harus dilaksanakan bertahap.
Misalnya, bayi dibiarkan menangis dua menit pada hari pertama, lima menit di
hari kedua, 10 menit di hari ketiga dan seterusnya. Dalam masa ini orangtua
mendampingi bayi saat menangis dengan duduk sambil mengajari bayi untuk
mengontrol tangisannya sendiri sampai kelelahan dan akhirnya tertidur (camping
out).
Merasa tidak sampai hati dan takut berisiko?
Menurut para ahli, asal tidak terlalu lama
membiarkan bayi menangis tidak menimbulkan efek negatif bagi kesehatan bayi,
justru sebaliknya, bayi akan tertidur lebih nyenyak daripada langsung
ditenangkan begitu menangis atau dipaksa tidur. Tidak hanya positif bagi bayi,
asal tetap dalam control orangtua, teknik menangis juga memberi banyak waktu
bagi orangtua mendapat jatah istirahat yang lebih lama dari kualitas tidur bayi
yang baik.
Tag :
PARENTING
0 Komentar untuk "BIARKAN BAYI MENANGIS"