Oleh: Ummu Arka
Saya adalah guru mengaji. Pengalaman saya
menjadi guru mungkin tidak jauh berbeda dengan guru-guru yang lain. Hal yang
paling menyenangkan adalah saat anak-anak yang kita ajari mudah faham dan
pintar, jadi kita tidak terlalu susah dalam mengajar. Berbeda dengan anak-anak
yang sulit atau bahasa kasarnya bodoh. Kita harus melakukan banyak pendekatan
(sesuai dengan kemampuan mereka) agar mereka faham apa yang kita sampaikan.
Jumlah
anak-anak yang “sulit” ini jauh lebih banyak dari anak-anak yang pintar.
Terkadang saya berfikir faktor apakah yang menyebabkan anak-anak ini kehilangan
kecerdasannya. Karena menurut saya pasti setiap anak dilahirkan dengan potensi
kepintaran yang sama. Nah, hal apakah yang menjadikannya bodoh? Ternyata
setelah saya mencari dari berbagai sumber penyebabnya ada beberapa faktor
diantaranya adalah karena terlalu seringnya anak mendapatkan pukulan dan
bentakan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh psikolog Ery Soekresno dalam
sebuah seminar, “otak seharusnya dipakai
untuk berfikir, hanya dipakai untuk mempertahankan hidup akibat pukulan dan
teriakan”. Maksudnya adalah anak-anak ini seharusnya berfifkir dengan akalnya,
tapi karena otaknya hanya merekam hal-hal yang menakutkan (berupa teriakan dan
pukulan dari orang-orang terdekatnya) maka dia hanya melakukan pembelaan diri.
Mereka tidak mampu untuk berfifkir memahai sesuatu karena setiap kali melakukan
kesalahan mereka akan mendapatkan pukulan dan bentakan. Faktor inilah yang
menjadikan anak-anak menjadi bodoh.
Selain itu efek lain dari bentakan dan pukulan (belum lagi jika ditambah label buruk seperti bodoh,nakal,cango, dll), akan menyebabkan rasa harga diri menjadi rendah. Hal ini bisa dilihat dari ketidakpercayaan dirinya atau kurang pe-de. Anak yang kurang pe-de itu menandakan rasa harga dirinya rendah. Parahnya jika anak sudah merasa dirinya rendah ini akan memicu perbuabatan nakal atau lebih parahnya adalah kriminalitas. Itu karena mereka ingin mencontoh apa yang dilakukan orangtuanya. Naudzubillah.
Dari sini kita
bisa menyimpulkan, bahwa jika kita para orangtua tidak bisa menahan diri dari
perbuatan membentak dan memukul anak. Maka penyesalan akan kita dapatkan
dikemudian hari, ketika anak-anak kita melakukan kenakalan dan tidak bisa
dikendalikan. Anak-anak dengan akal yang belum terbentuk sempurna, Cara pandang
dan berfikirnya amatlah sangat sederhana. Tidak seperti kita orang dewasa yang
mampu berfikir logika. Karena itu saat kita hendak meluruskan kesalahan mereka
baiknya kita menggunakan bahasa mereka, yakni bahasa kasih sayang. Masa
kanak-kanak adalaha masa dimana mereka bermain sambil belajar dan belajar
sambil bermain. Jadi sangatlah wajar mereka melakukan banyak kesalahan. Tugas
kita sebagai orangtua adalah membukakan pintu maaf selebar-lebarnya, agar
mereka tidak takut untuk belajar dan tidak takut untuk berkarya.
Anak-anak kita tidak selamanya kecil, mereka akan dewasa untuk menggantikan kita menghuni bumi ini. Lalu pribadi seperti apakah yang akan kita cetak pada anak kita? Apakah pribadi penuh kasih sayang ataukah pribadi penuh kebencian?. Ingatlah pendidikan yang kita pilih saat ini akan didapatkan buahnya suatu saat nanti.
Tag :
PARENTING
0 Komentar untuk "Sebab Anak Bodoh"